Bucket List Kuto Nganjuk : Grojogan Duwur

assalamualaikum

Jika kamu pertama kali dengar kata Nganjuk. Apa yang kamu pikirkan? Air terjun sedudo? Gunung wilis? Pecel nganjuk ? (ahhh....memang tidak diragukan lagi kenikmatannya) atau bupati nganjuk yang sedang terjerat kasus korupsi ? (sudah lupakan!!!) .

Banyak sekali tempat wisata kota bayu yang perlu kamu kunjungi ,ukhti. Salah satunya adalah Air Terjun Grojogan Duwur yang saya rasa masih belum tersekspos begete oleh medsos. Itterbukti dari postingan foto yang ada di instagram hanya ada 145an. Minggu kemarin saya dan teman backpaker saya berkesempatan travelling ke kota nganjuk. Tepatnya ke air terjun Grojogan duwur. 

Mengapa kita memutuskan kesana? Karena saya jatuh cinta pada pandangan pertama (kalau urusan alam ..saya tipe-tipe orang yang love at the first sight dan sumo alias "susah move on") . Teman saya mengirimkan beberapa foto sebagai referensi wisata yang ada di kota Nganjuk. Banyak sekali tempat yang baguuntuk kita singgahi. Setelah stalkimg sana -sini "gimana" grojogan duwur. 


(Siapa yang ga jatuh cinta dengan alam seperti ini....foto ini diambil dari instgram "Explore Nganjuk")

Akhirnya kami memutuskan.... "grojogan duwur ..we're coming" Berbekal gps,ridho orang tua ,niat dan bismillah.

7.00 WIB 
Duo hijab backpacker berangkat dari Tulangan dan mengambil rute arah Mojosari-Jombang Kota (sampai di Monumen Kretarto jombang belok kanan setelah di Jembatan Brantas ambil arah ke plandaan mengikuti Jln Raya Gedek-ploso) lurus saja sampai  sungai Brantas tidak terlihat menandakan kita masuk di kota  Nganjuk (Jln lengkong-Jatikalen) ambil arah ke pasar sawahan (belok kiri)  ada pertigaan belok kiri( ikuti jalan ) sampai di pertigaan lagi sebelah rumah besar belok kanan (memasuki wilayah hutan yang ketika lewat.....menandakan sekali lagi ini hanya ada di indonesia saja yaa....... ) kemudian sampai di  jalan yang dicor belok kiri (lurus ) when you found " selamat datang di Desa Bangle" artinya kamu sudah sampai di  air terjun Grojogan duwur.
(nb: sangat dianjurkan untuk bertanya ke penduduk)

Disepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan yang begitu indah Mirip gambaran waktu SD dahulu...dimana ada gunung maka disitu pula ada sawah dan pak tani. Namun pemandangan yang begitu indah harus kami bayar dengan jalan yang berjerawat (baca aspal yang sudah rusak ...bahkan sudah tidak ada aspal yang tersisa adalah batu-batu yang lancip ) di perjalanan pun kami sempat ngobrol tentang banyak jalan yang rusak padahal di beberapa jalan utama dilewati truck yang kebanyakan mengangkut barang) kami pikir ini adalah perjalanan yang paling menguras tenaga maupun fikiran. Fikiran karena kita harus mimilih jalan yang benar ( ya iyalah masak jalan yang salah) dan tenaga karena kita berkendara hampir 3 jam.

Menuju ke nganjuk-perbatasan jombang . Kami-pun semakin mengulik-ulik kemana-kah anggaran desa selama ini jika infrastukrur tidak diperbaiki.(maafkan karena fikiran yang terlalu kompleks) Tetapi perjalanan ini sungguh menantang adrenalin..bagaimana tidak setelah adegan sinetron berjudul "Penipuan GPS" kami memasuki wilayah hutan. Hutan lhooo!!! Iya hutaan...?? Are  we the only rider here? Tidak ada satupun orang yang melewati hutan tersebut .

Awalnya kita ragu dan takut jika terjadi sesuatu. Eits...selang berapa lama kami berjumpa dengan sekolompok bapak-bapak bikers. Semacam tour de franch tetapi ini lebih ke tour de Nganjuk (oke...abaikan) dan menyemangati kita. "ayoo...semangat" sambil mengangkat tangan. Sontak saya dan teman saya kaget betul. Dan membalas "Semangat,pak" justru para bikers memotivasi kita untuk tidak menyerah. Nyali kita yang pertama kali ciut menjadi panjang dikali lebar. Haha... Kita juga sempat bertanya kepada bapak-bapak yang sedang mengumpulkan kayu di hutan. Ah...bapak-nya ramah sekali. Dengan bahasa jawa inggil campuran bahasa indonesia kami ingin memastikan apakah ini benar jalan menuju grojogan dhuwur sekaligus menanyakan apakah jalanan yang kita lewati  ini aman.  

10.00 WIB
Ketika sampai di wahana Grojogan Duwur saya mulaI tahu kenapa nganjuk dikenal dengan kota Bayu. Terjawab sudah , nganjuk memang panas namun angin-nya yang membuatku ingin kembali kesini. Perjalanan yang melelahkan setelah 3jam dengan si revo rupanya terbayar lunas oleh pemandangan di Grojogan Duwur. Bukit, daun, dan batu pun sembari mengamini (halah ngomong apa sih ) . 

Pribahasa mengatakan "berakit-rakit ke hulu,berenang-renang kemudian" dari perjalanan yang lumayan tadi mengajarkan setidak-nya kesabaran sangat diperlukan & yang lebih penting adalah pelajaran untuk tidak pernah menyerah. Yakin deh...hasilnya luar biasa biasa "amazing" 

Saya dan teman saya pun awalnya masih bertany-tanya "ini beneran ga ada tiket masuk dengan pemandangan yang seperti ini?" untuk wisata yang sebagus ini masih tergolong sepi dan sayang sekali kurang terexplore. Untuk menuju ke grojogan duwur dari ara parkir setidaknya memerlukan waktu 10 menit dengan medan area "menurun"dengan tingkat kesulitan sedang dan alangkah kagetnya saya ketika melihat air yang begitu biru mengalir diatas batu. Maka nikmat,mana yang kau sia-siakan?

Kami berdua pun bergantian foto dan mengambil spot foto yang bagus. Setelah puas dengan spot diatas kami pun ingin mencoba air terjun yang bagian bawah. Beberapa pengunjung mengiyakan jika jalan menuju kesana agak sulit. Baik...kami perempuan tangguh dan bisa melewatinya. Untuk menuju kesana saya katakan ini mirip tanjakan di gunung(lebaaay) saya pun memutuskan untuk berenang .


( ini bagian atas Air Terjun Grojogan Duwur)

( batu yang bewarna putih menjadi salah satu daya tarik di Air Terjun Grojogan Duwur dan saya rasa mempunyai kemiripan dengan kedung cinet)



(dan ini bagaian bawah dari Air Terjun Grojogan Duwur nah..kamu bisa berenang disana,bahkan ada yang sampai bersampo ria )

( kamu bisa naik keatas lho .. tanpa melewati  jalan yang lumayan curam,tetap hati-hati karena batu-annya agak licin)


13.00 WIB
Setelah puas berendam selfie selama 2,5 jam . Kami memutuskan untuk pulang. Mengingat ke sidoarjo membutuhkan kurang lebihnya 3 jam. Jadi untuk masuk ke wahana tersebut tidak ditarik biaya sebagai gantinya adalah bayar parkir sebesar rp 5.000 . Karena kami sudah terlanjut "nyemplung" dan disana tidak tersedia kamar mandi. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari masjid dan sholat. 

1 kota sudah saya jelajah .  tetap jaga kebersihan ya ukhti. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Pungut kembali sampah. … keep share beautiful indonesia. 

sampai   jumpa di travelling berikutnya.

2 komentar:

Cah Bantul mengatakan...

ternyata nganjuk aa wisatanya juga ya haha baru tahu aku wkwkkwk

Unknown mengatakan...

ciyee, dua hijab tulangan...